Monday, November 22, 2010

Cara Menyembuhkan Writer's Block

Ahh.. Writer's Block. Penyakit yang pernah dialami semua manusia yang pernah menulis. Kita semua pernah ngerasain perasaan itu: blank, "saya ngga tau mau nulis apa", "saya udah ngga punya harapan lagi", "saya putus asa", "lebih baik saya mati", dst.


Kalau kamu liat daftar postingan di blog ini, kamu akan sadar kalau sebelum saya membuat tulisan ini, saya pun sedang mengalami Writer's Block. Atas usulan seorang teman, yang juga bisa dibilang mantan, bahkan bisa dibilang pacar (saya juga sebenarnya bingung status kita sekarang apa), saya mulai menulis saja walaupun sedikit. Ya, akhirnya saya melakukan secuil riset dengan bantuan mbak google dan akhirnya menemukan obat ampuh untuk Writer's Block.

Mari kita lihat bagaimana cara menyembuhkan penyakit kutukan ini.



Ternyata cara menyembuhkan diri dari Writer's Block itu cukup mudah, yaitu dengan menulis. That's right. Kalau kamu sedang gak tau mau nulis apa, maka menulislah.

Mungkin hal ini kedengarannya membingungkan. "Gimana gw bisa nulis, wong dari awal masalahnya tuh gw ga tau mau nulis apa!", kata kamu. Sama membingungkannya dengan perkataan-perkataan Marzuki Alie. Saya bisa bayangkan, suatu saat nanti Pak Marzuki akan berkata kepada 30 juta penduduk miskin di Indonesia: "Kalau ngga mau miskin, beli uang aja".


Well, nyantailah teman-teman. Saya bukan Marzuki Alie. Jadi gini lho. Kata seorang penulis Amerika bernama William Stafford, "There is no such thing as writer's block for writers whose standards are low enough.", yang maknanya kira-kira: "Kalau kamu seorang penulis yang standarnya rendah, kamu gak akan pernah mengalami yang namanya Writer's Block." jadi intinya, kalau kamu merendahkan standar kamu, kamu bakal bisa menulis dengan lancar.

Kamu: "Tunggu dulu, jadi saya harus merendahkan standar saya? Jadi saya harus menulis tulisan sampah kayak para scripwriter sinetron di RCTI? Gak mau."

Kemilau Cinta Kamila 4: segera hadir di Indosiar

Bukan gitu. William Stafford cuma menyarankan agar kita itu kalau nulis take it easy aja. Gak jarang sebelum kita nulis kita terlalu memberi beban pada diri kita sendiri. "Pokoknya tulisan ini harus lucu", "Pokoknya tulisan ini harus WAH!", "Pokoknya tulisan ini harus bisa bikin orang yang baca terkagum-kagum sampai pingsan", dll. Akhirnya malah kita sendiri yang bingung mau nulis apa.

So fuck that. Kalau kamu sedang bingung mau nulis apa, nulis sembarang aja dulu. Apapun temanya, nulis dulu. Gak harus bagus. Gak harus keliatan pinter. Gak harus lucu. Dan yang paling penting, ga usah "mengkritik" tulisan sendiri sebelum selesai menulis. Jangan takut salah. Biarkan pikiran kamu mengalir dengan bebas. Revisi dilakukan setelah tulisannya selesai.

Salah satu latihan yang baik untuk membiasakan diri untuk menulis adalah dengan menulis cepat. Ayo kita praktekkan sekarang.

1. Pikirkan SATU buah hal secara acak. Sekarang.
2. Udah?
3. Dalam waktu 60 detik, ketikkan apa pun yang mau kamu ketikkan, dimulai dengan hal tadi.
4. Jangan pernah menekan tombol backspace.
4. Udah? Gampang kan!

Akan saya beri contoh. Saya tadi memikirkan susu. Dan ini yang saya ketik dalam waktu 60 detik:

susu. oh putihnya. teksturmu begitu lembut. ingin aku memelukmu selamalamanya. susu itu enak. bergizi. penuh vitamin danmineral. susu bikin badanku cepat besar. ma sampai ma sampai. hihi jadi ingat iklan dankow waktu aku masih kecil. oh indahnya masa kecil. gak ada tugas kuliah, gak ada UTS, gak ada putus cinta, ahhh ingin sekali aku minum susu,

teeeeet waktu habis. Memang paragraf di atas tidak make sense. Itu karena gak mengalami proses revisi. Tapi setidaknya saya bisa memulai menulis. Kalau kamu take it easy, kamu bisa menulis apa aja, kapan aja, dimana aja.

Kalau masih ogah untuk melakukannya, bayangkan diri kamu sedang duduk di kursi keras di dalam sebuah ruangan tertutup. Di depan kamu ada sebuah laptop. Di samping kamu, ada Lady Gaga yang mengancam akan membunuh kamu kalau kamu gak segera menulis.

Just write, gonna be okay, da doo doo
Indeed, Just Write.

No comments:

Post a Comment