Solilokui

"Bagai sehelai bulu di tengah badai topan"

Ngga ada yang bisa menggambarkan pikiranku seakurat peribahasa di atas.

Loncat sana lah. Nyemplung sini lah. Terbang ke awan lah. Nyungsep ke selokan lah. Lari ke depan. Loncat ke samping. Nggelundung ke belakang. Di giring memasuki pertahanan lawan.. terus mendekat... ditendang sajaaaaa dannnn GOOOOOOOOLLL!!!


TERNYATA ITU HANYA ILUSI SAUDARA-SAUDARA!

BOLANYA KELUAR LAPANGAN! MENUJU KE ARAH PENONTON DI BELAKANG GAWANG!

TIDAK DISANGKA BOLANYA BERUBAH JADI GRANAT SAUDARA-SAUDARA! PENONTON PUN BERLARI KETAKUTAN!!!!

TERNYATA GRANAT ITU TELAH MELAHIRKAN DUA BUAH BOM YANG UKURANNYA SEBESAR LITTLE BOY DAN FAT MAN SAUDARA-SAUDARA!!

DITEROBOSNYA PERTAHANAN PENONTON!!! TERNYATA BOM ITU MAU MELEDAK SAUDARA-SAUDARA!!!

DAN LANGSUNG SAJA!!!! DUAAAAAARRRRRRRRRRRRRR!!!!!!!!

AKHIRNYA GOL NAAS ITU MENJADI PERISTIWA HIROSHIMA DAN NAGASAKI SAUDARA-SAUDARA!


ngerti? jangan sampai deh.

Otakku memang belum pernah keluar dari tempurung kepalaku, dan tempurung kepalaku belum pernah lepas dari badanku, DAN badanku ini masih terus terkurung dalam garingnya kehidupan ini.

Tapi pikiranku udah menjelajah ke setiap sudut ruangan yang ada di atas muka bumi ini, bukan oleh kemauannya sendiri, melainkan dihempaskan ke sana dan ke sini oleh badai besar yang diciptakan oleh pikiranku sendiri.

Heuuuh jadi bingung.

Aku merasa seperti harus menjalani hukuman kurungan dalam bioskop sambil menonton sinetron Indonesia, tangan diikat, leher digantung, tapi dibagian bawah kakiku diberi pijakan kaki yang sedikit lebih rendah dari kakiku sehingga kakiku jinjit.

Seumur hidup.

Psychological Torture.

Pengen hidup, tapi ngga tau apa yang mesti dihidupin.

(baca: hidup teu eucreug, tapi mati embung teuing ah)
(alternatif lain: hidup ngga becus, tapi mati ogah)

Cuma gw, Tuhan, malaikat, dan Albert Einstein yang ngerti postingan ini.