Saturday, January 20, 2007

Back to Botak

"Setinggi-tingginya bangau terbang, jatuhnya ke selokan juga"



Kira-kira begitulah keadaan rambut gw sekarang.


Setelah mencoba memiliki rambut spike selama beberapa bulan, gw berniat kembali ke gaya favorite gw: botak.


Entah kenapa gw males banget kalo harus berurusan dengan rambut. Alesannya sih simpel aja: Rambut manusia itu kan jumlahnya sekitar 100-150 ribu helai per kepala (hanya kepala yang atas saja, kepala yang terletak di bawah jumlahnya ngga sebanyak itu), nah jatah waktu kita yang cuma dikasi 24 jam per hari ama Tuhan bakalan terbuang percuma kalo disia-siakan untuk ngurusin rambut.


Tanpa bermaksud curhat, dulu rambut gw berbentuk belah pinggir. Orang tua gw emang aneh, mereka selalu bilang belah pinggir itu keren, jadi dari kecil pikiran gw udah sering dipengaruhi doktrin mereka. Namun waktu gw masuk kelas 1 smp, ada seorang temen yang memberi gw nasehat bahwa rambut belah pinggir itu "culun". Gw sih cuek-cuek aja, toh biasanya orang culun itu pinter.


Namun, setelah gw mengenal internet, pikiran gw mulai sedikit terbuka. Gw sempat melakukan riset terhadap gaya rambut orang-orang di dunia. Akhirnya dari riset tersebut gw berkesimpulan bahwa orang-orang yang memiliki gaya rambut belah pinggir adalah orang-orang jahat.


Contohnya beraneka ragam, dari mulai penjahat perang dunia ke-II bernama Hitler..






Penjahat perang paska 911..






Sampai seorang pengkhianat yang telah mengkhianati kata-katanya sendiri dan telah mengecewakan banyak orang termasuk gw..




Yang jelas, rambut gaya pinggir bukanlah gaya rambut yang patut ditiru generasi muda.

Atas landasan itulah gw memulai karir gw sebagai orang botak. Perlu diperhatikan bahwa botak berbeda dengan gundul. Gundul adalah menyukur habis rambut di atas kepala, sedangkan botak masih menyisakan sebagian kecil dari setiap helai rambut.


Kenapa botak?


Banyak keuntungan yang didapatkan dari memiliki rambut botak.


Keuntungan yang pertama dan paling signifikan adalah kita bisa memanfaatkan waktu kita dengan lebih efektif. Daripada harus menyisir rambut setiap setengah jam sekali (ini adalah kisah nyata yang dialami oleh temen gw yang namanya sama dengan gw, Fauzi.), lebih baik membotakan diri dan save some time.


Yang kedua, kepala kita yang botak bisa menunjukan pada orang lain bahwa diri kita adalah orang yang sederhana. Botak is basic, botak is simple. Dalam dunia modern yang penuh dengan chaos ini, simple is the best. Karena itu, botak is the best.


Selanjutnya, dengan berkepala botak kita bisa menghemat uang karena frekuensi mencukur rambut bisa dikurangi. Kalau biasanya kita cukur sebulan sekali, dengan kepala botak setidaknya kita bisa merubahnya menjadi 4 bulan sekali. Kalau biaya sekali cukur adalah Rp.5000, berarti dalam setahun kita bisa menghemat sampai Rp.45000. Kalau kita hidup sampai umur 80 tahun, berarti dari uang cukur yang dihemat saja kita bisa mengumpulkan uang sebanyak Rp.3,600,000. Ngga banyak sih, tapi kan kalo uang itu disumbangkan ke anak-anak jalanan lumayan bisa buat beli nasi goreng tegal sebanyak 900 bungkus.


Keuntungan ke-4, penampilan kita akan selalu terlihat rapi, tanpa perlu sering-sering ke WC untuk mengecek rambut.


Nomor 5, yang terakhir, dengan memiliki rambut botak kita akan lebih bebas dalam beraktifitas. Rambut itu semakin pendek semakin baik. Coba saja lihat si Videl (istrinya Son Gohan di cerita Dragon Ball) yang sengaja memotong rambutnya agar bisa bertarung dengan lebih bebas. Rambut botak bukan hanya memungkinkan kita untuk lebih bisa membela diri kalau-kalau suatu saat kita akan diperkosa (karena si pemerkosa ngga akan bisa menjambak rambut kita), tapi juga memungkinkan kita untuk menjambret tas orang lain di tengah keramaian dan kabur dengan selamat tanpa harus khawatir tertangkap polisi dengan menjambak rambut kita.


Botak bukan berarti boring, botak is brilliant, bahkan dengan berkepala botak kita bakalan bisa berpikir better. Botak is the best.


There is no more reason not to be botak. Cukurlah rambutmu secepatnya, sebelum segalanya terlambat.


"Wahai manusia, celakalah kamu karena tidak botak" - Anonymous.

8 comments:

  1. eh zi,,gara2x lo nulis yang botak n yang gundul gw jadi inget uzi syahputra, ituloh artis yang maen simanis jembatan ancol....eh, salah maksudnya ozi syahputra (hampir sama nama depannya), heheh...

    ReplyDelete
  2. Haha, welcome to botaksquad

    Gw juga dah lama memilih botak, juga beli alat cukur sendiri, selain luar biasa irit, tak perlu resiko ketularan penyakit dari pisau-pisau bekas orang sedunia.

    ReplyDelete
  3. @tia: jangan samakan aku dengannyaaaa hehehe.. kepala gw kan ngga bisa terbang2 ky dia di film itu.

    @wadehel:
    Wah? elo mah "taking botak to the next level" hel! mantap deh. Gw bakal ikutin jalan hidup lo :D

    ReplyDelete
  4. wah, rambutku belah pinggir nih. berarti jahat dunk :)
    hmm... jadi kepikiran membotakkan diri.

    ReplyDelete
  5. pengen banget bisa botak tapi takut digantung pas pulang ke rumah, beraninya cepak doang.
    thanks ya dah maen ke blog gw

    ReplyDelete
  6. @dirac: ayoo botakin aja mas!! daripada dicap jadi orang jahat! :p

    @yati: iya sih, ngga semua orang boleh botak. Mirip dengan kasus Bambang waktu dia pengen pake kerudung.

    ReplyDelete
  7. weiiiihh... gw jg belah pinggir kaleee... tp jd tambah kiyut kaaann hihihihi...

    oia,
    "Gundul adalah menyukur habis rambut di atas kepala, sedangkan botak masih menyisakan sebagian kecil dari setiap helai rambut."
    kebalik kali a'a...

    oiaaa..
    tgl 30 gw ke bandung lhooooo ^^

    ReplyDelete
  8. @amanda: hihi.. iya kiyut.. kaya hitler :p

    btw, mulai sekarang jangan panggil gw "aa" lagi, takut nantinya kebawa2 pengen poligami!

    ReplyDelete