Friday, January 19, 2007

Pendek dan Fokus

Bisakah saya menulis postingan yang pendek?



Jawabannya: (sebenarnya) Bisa.


Dulu saya punya blog yang beralamat http://blog.boleh.com/coldFIRE (jangan di klik, blog itu sudah wafat). Dari seratus-sekian postingan yang saya tulis sejak 5 Desember 2004 sampai tidak-tau-tanggal-berapa Agustus 2006 (ya, blog saya itu memang jarang di update, apalagi ketika menjelang kematiannya), hampir setengahnya adalah postingan yang pendek, terutama yang ditulis pada akhir tahun 2004 sampai awal tahun 2005. Bahkan ada beberapa postingan yang panjangnya tidak melebihi karangan bebas saat ulangan umum bahasa Indonesia ketika saya masih duduk di kelas 5 SD (dulu saya memang benci mengarang. Biasanya isi karangan saya cuma:


Pada suatu hari, saya pergi ke desa untuk menengok nenek saya yang sedang sakit. Di sana saya bertemu saudara-saudara saya. Saya bermain sepak bola dengan saudara-saudara saya. Kami semua bermain sambil tertawa dan bahagia selamanya.


A simple, solid, perfect story, yang berawal dari adanya suatu problem, dan berakhir dengan happy ever after. Namun sayang guru saya tidak pernah bisa melihat keindahan cerita tersebut, dan beliau selalu memberi saya nilai yang tidak jauh berbeda dengan gambar kursi yang terbalik. Dan FYI, dari situlah awal kebencian saya terhadap makhluk bernama Guru Bahasa Indonesia)


People change.


Sekarang saya justru merasa sulit untuk mengekspresikan isi pikiran saya dalam suatu kalimat yang singkat, padat, dan jelas. Mirip dengan band Dream Theater yang mengaku tidak mampu membuat lagu yang durasinya kurang dari 3 jam.


Apakah hal ini terjadi karena alam bawah sadar saya yang ingin membuktikan pada guru bahasa Indonesia tersebut bahwa saya BISA menulis cerita yang panjang dan mendapat nilai lebih dari 4? Bukan. Sebenarnya penyebab semua ini tidak ada hubungannya dengan alam bawah sadar dan guru bahasa Indonesia.


Ini semua terjadi karena kebiasaan. Sebuah kebiasaan yang tercipta ketika saya masih SMP kelas 2.


Ceritanya, pada saat saya duduk di bangku kelas 2 SMP saya diberi komputer pentium 4 untuk yang pertama kalinya. Sebagai murid SMP, sudah sewajarnya komputer itu 90% saya gunakan untuk main game, ya kan? Tapi sialnya, bersamaan dengan hal ini nilai saya di kelas merosot tajam. Alhasil, bapak saya menimpakan kesalahan kemerosotan nilai saya ini pada game-game komputer. Padahal nilai saya merosot karena kebencian saya terhadap guru sedang memuncak. Namanya juga ABG, dulu saya merasa sekolah adalah hal yang tidak berguna dan guru adalah makhluk paling menjijikkan sedunia (dulu!).


Sejak saat itu, bapak saya memberikan sebuah challenge. Saya di suruh menulis sebuah "diary" yang berisi kegiatan sehari-hari saya di microsoft word. Supaya menarik, beliau berjanji akan menghadiahkan uang pada saya setiap hari, yang besarnya tergantung pada jumlah karakter yang saya tulis (spasi tidak termasuk). Akhirnya saya pun mengurangi kegiatan main game, dan menggunakan waktu hampir dua jam sehari untuk menulis "diary" tersebut.


Karena ingin menulis sebanyak-banyaknya, saya suka sekali menulis hal-hal yang sebenarnya tidak penting. Berikut adalah contoh cerita yang saya tulis di "diary" itu:


"Hari ini, hari Kamis tanggal 25 Oktober 2001 abad ke-21 milenium ke-3, saya bangun tidur di kasur saya yang terletak di sebuah kamar di rumah yang terletak di jalan Gegerkalong Girang nomor [censored] RT03 RW06 Bandung 40154, Jawa Barat, Indonesia, Asia Tenggara, Bumi, Tata Surya, Bima Sakti. Pada saat itu jam dinding saya yang terletak di sebelah barat kasur tempat saya tidur tersebut menunjukan pukul enam lewat tiga menit dua puluh sembilan detik. Lalu saya duduk sambil mengantuk, dan menguap selama kira-kira empat detik. Setelah itu saya pergi ke WC berdinding merah jambu yang terletak di bagian belakang rumah saya yang terletak di jalan Gegerkalong Girang nomor [censored] RT03 RW06 Bandung 40154, Jawa Barat, Indonesia, Asia Tenggara, Bumi, Tata Surya, Bima Sakti, dan mulai melepaskan baju saya satu per satu. Lalu saya mengambil sikat gigi bermerek Oral-B yang bulunya berbentuk zigzag, dan mengambil odol Close-Up berwarna hijau yang di kemasannya terdapat gambar sepasang cowo dan cewe yang sedang menyeringai. Saya menempatkan isi dari odol itu di atas bulu sikat gigi saya sepanjang kira-kira 2 centimeter. Lalu saya mulai menggosokannya dari mulai gigi bagian geraham belakang atas, sampai...


Wah pokoknya dulu saya mendapat uang banyak dari menulis hal tidak jelas seperti itu.


Sejak saat itu, sampai kira-kira tiga bulan kemudian, saya menuliskan hal-hal tidak penting setiap harinya. Rutinitas itu memang cuma terjadi selama tiga bulan, namun ternyata efeknya masih belum hilang dari otak saya. Jadi mohon maaf kalau postingan saya hampir selalu tidak pernah pendek, karena yaaaaa itu tadi.. kebiasaan.


Blame it to my dad.

3 comments:

  1. Terimakasih sudah menjenguk blog saya juga memberi comment yang bermutu. Soal tulisan panjang blog ya gak papa, asal bisa menarik pembaca untuk menyelesaikannya, karena pembaca ingin tahu bagaimana ujung dari postingannya. So panjang or pendek asal menarik, why not?

    ReplyDelete
  2. Bagus juga cara si babe buat memotivasi lu nulis. Bisa dicontoh ituh!

    ReplyDelete
  3. skin barruu:]

    kade ah
    bisi ketularan jadi paranjang postingan si gu-heh x.x

    rajin bgt ey mostingnya.
    tiap mampir ada yg baru
    eh,,banyak yg baru maksudnya.

    tapi ngalir,,
    enak dibacalah

    ReplyDelete