Friday, December 15, 2006

8th of December

Tulisan ini ditulis pada tanggal 9 desember, namun karena gua suka menunda-nunda pekerjaan sampai ratusan jam, maka baru sekarang gua posting di sini.
------------------------------------------

Right, yesterday was one of the busiest days in my life.

9.00 am - 10.00 am
Alarm berteriak. Saya terbangun. Ngliat HP. Masih jam 9, gua baru tidur sebentar. Akhirnya sayah tidur2an lagi sampai jam 10.00 am. (Dalam waktu satu jam itu saya mimpi panjang banget, kayak sehari. Sebuah Mimpi Yang (benar-benar tidak) Sempurna, udah gitu banyak darah lagi, serem pokonya)

10.01 am - 11.00 am
Showeran pakai air anget sambil ngelamun: Kenapa yah sejak musim panas dimulai gua ga bisa mandi pakai air dingin lagi.. mungkin karena faktor pekerjaan menjadi kuli yang sangat memakan energi, badan rasanya jadi ngga enak kalau kena air dingin. Padahal dulu gua rada-rada masochist kalau masalah mandi dipagi hari, ada kenikmatan tersendiri ketika mandi pakai air dingin di musim dingin. Aneh sekarang musim panas gua malah kebiasaan mandi pake air anget.
Trus sarapan sambil melakukan ritual pagi hari di depan komputer: Login MSN, Login YM, ngecek email-email yang masuk, merencanakan untuk ngebales email-email yang masuk nanti malem (walaupun rencana itu hampir selalu tidak pernah terlaksana), ngedelete-in spam-spam yang masuk inbox sambil berpikir: ada apa dengan SatPAM GUARD engine milik yahoo? Akhir2 ini kok spam banyak yang ngga kefilter?, buka kaskus, ngecek UserCP kali-kali ada GRP yang masuk (Good Reputation Point, sebuah penilaian dengan point yang bersifat duniawi, yang sama sekali ngga memudahkan kita untuk masuk surga kelak), buka muselive untuk ngecek berita tentang Muse, ngasi komen di beberapa thread menarik di kaskus, giving comments di beberapa thread menarik di muselive, dan terakhir, melihat judul last post pada subforum BB17 di kaskus (hanya melihat judulnya aja, ngga sampai dibuka, sumpah!!)

11.01 am - 12.00 pm
Meluncur menggunakan sepeda roda dua berwarna kuning langsat ke mall terdekat (Heidelberg mall, bukan Northland Shopping Center), ngecek ATM, ngambil duit sedikit, dan pergi ke tukang cukur untuk memperpendek rambut sampai 1 cm karena pada pagi hari itu gua tersadar bahwa gua terlihat seperti seorang psikopat berambut afro. Psikopat sih ngga apa-apa, tapi afro? disgrace. Lalu dari sana ke supermarket Aldi, rencananya cuma unuk beli buah cherry pesenan mamah. Ah, murah, paling $2 satu box. Beli dua jadi cuma $4. Namun fakta bahwa manusia bernama Fauzi adalah makhluk yang suka melenceng dari fokus membuat gua--selain membeli cherry--juga membeli sekotak coklat dan 25 keping DVD-R yang memakan biaya 85% dari total biaya yang gua bayar di cashier pada saat itu.

12.00 pm - 12.10 pm
Mandi sebentar karena kata mamah kalau habis dicukur harus mandi lagi.

12.10 pm - 12.47 pm
Nyiapin untuk berangkat kerja. Nambahin dan ngubah-ngubah lagu yang ada di mp3 player. Cari-cari baju yang pas buat berangkat ke tempat kerja SEKALIAN untuk pergi ke pesta prom pada malam harinya. Uhhuk. Uhhuk. Pada saat itu otak limbik gua menasihati gua untuk memakai suit (jas). Prom itu kan formal, jadi pake bajunya juga harus yang profesional, katanya. Namun untungnya cerebrum gua masih bisa berpikir mandiri dan ngga terpengaruh oleh lembeknya pendirian sang limbik. Sempat terpikir ide aneh untuk hanya memakai kaos dalam (dan celana panjang tentunya) ke prom, namun kesehatan rohaniah gua masih cukup normal untuk mencegah gua merealisasikan pikiran kotor itu. Akhirnya gua pake aja celana PDL item, kaos HI lengan panjang item (akang, teteh, walopun sayah dah ga pernah latihan HI lagih tapi kaosnya masih sering sayah pake:), di double ama kemeja lengan pendek "Special Ops" warna putih, tanpa bermaksud untuk terlihat aneh, namun pada kenyataanya, aneh.

12.47 pm - 12.48 pm
Berlari ala pelari olimpiade pada lomba lari 100 meter, menuju ke arah stoppan bus terdekat. Di jadwal, bus datang pada jam 12.46 pm. Namun dari hasil penelitian yang melibatkan ratusan kali naik bus, terbukti bahwa 98% bus akan telat antara 2 sampai 6 menit. Sambil mengayunkan kaki berlari membelah angin gua menutup mata sambil berdoa agar hari ini tidak temasuk ke dalam yang 2%. Berdoanya cuma sebentar tapinya, kurang dari 3 detik. Takut jatuh kalau lari sambil merem.

12.48 pm - 1.01 pm
Doa singkat gua tidak dikabulkan. Bus terlihat sudah jauh, 2 blocks away. Gua naik bus di jadwal selanjutnya.

1.01 pm - 2.03 pm
Duduk. Nyalain mp3 player. Ambil novel Jomblo yang sehari sebelumnya gw sewa di Bee Happy, sebuah taman bacaan buku2/komik2 Indonesia yang letaknya sangat tersembunyi, jauh lebih susah untuk ditemukan daripada kuburannya Mary Magdalene dan dokumen Holy Grail. Sempat terlintas dipikiran gua untuk menulis novel berjudul The Bee Happy Code, namun karena khawatir hal tersebut akan menimbulkan kontroversi yang berpotensi menyebabkan perang dunia ke-3, gua buang jauh2 pikiran itu.

2.03 pm - 2.05 pm
Turun di Flinder street. Jalan menuju bagian platform 4/5. Perlu diingat bahwa gua tidak hidup dalam dunianya Harry Potter. Maksud gua 4/5 di sini adalah bagian stasion yang terletak di antara track kereta platform 4 dan platform 5. Nunggu sebentar di situ, sekalian beli V.
V, selain karakter fiksi favorit gua (dari film V for Vendetta), adalah merek sebuah minuman enerji yang sama terkenalnya dengan Red Bull atau Kratindaeng.

2.05 pm - 2.40 pm
Gua duduk di gerbong paling depan dengan santai, dibawah sejuknya desahan nafas mesin AC. Sengaja memilih gerbong yang paling depan karena dari gerbong nomer dua sampai gerbong paling belakang penumpangnya membludak, sampai pada berdiri. Sedangkan gerbong paling depan bagaikan ruangan eksekutif yang jarang penumpang. Sebuah fenomena yang aneh di perkereta-apian kota Melbourne.

2.40 pm - 3.00 pm
Turun kereta. Berpura-pura menjadi atlet jalan cepat yang menuju garis finish yang terletak di pintu depan tempat kerja.

3.00 pm - 8.00 pm
Ganti baju kerja. Kerja. Kerja. Kerja. Agak ngga becus sih soalnya pekerjaan 8 jam harus gua selesaikan dalam waktu 5 jam. Bukan karena ngejar setoran, tapi ngejar prom, anjrit!

8.00 pm - 8.05 pm
Gua bermetamorfosis dari manusia hina kembali menjadi manusia normal.

8.05 pm - 8.15 lewat 30 detik pm
Jadi atlet jalan cepat lagi, kali ini garis finishnya di stasion kereta api. Ketika jarak dari badan gua ke garis finish masih satu setengah blok lagi, lampu tanda kereta datang udah mulai kelap-kelip, pembatas jalan kereta dan jalan mobil sudah mulai menutup, terdengar jingle yang udah familiar di telinga gua: ting ting ting ting ting ting.

8.15 lewat 30 detik pm - 8.16 lewat 10 detik pm
Berlari ala orang kesasar di padang sahara yang sedang dikejar cheetah yang belum makan selama 3 hari.

8.16 lewat 10 detik pm - 8.17 pm
Gua langsung mendudukan diri di bangku kereta yang pada waktu itu terasa senikmat kursi kepresidenan, dengan nafas ngos-ngosan bagai orang yang baru selamat dari kejaran anjing cerberus, muka merah kayak banteng yang sedang gemes ingin menusuk pantat sang matador, jantung yang berdetak sebanyak 15000 kali perdetik sampai-sampai terdengar suara yang melengking, keringat mengalir deras bagai air terjun niagara, halaaah.. udah udah.. stop! stop!!

8.17 pm - 8.52 pm
Waktu hilang begitu saja seiring dengan laju kereta. Dua ratus lagu yang dimainkan pada mode random dan humor-humor di novel Jomblo membuat gua kaget ketika kereta ujug2 udah sampai Flinder station.

8.17 pm - lupa pm
Nunggu kereta ke arah Epping, yang diharapkan akan berhenti di salah satu stasion di dekat gedung Reception Center yang terletak di sekitar Bell Street.

lupa pm - lupa+20menit pm
Kereta datang. Naik ke gerbong paling depan. Sebuah kenormalan yang aneh terjadi: Gerbong depan padet. Ngga bisa duduk sambil ngelonjor. Brengsek.

lupa+20menit pm - nggatau pm
Turun di Preston Station, nelpon temen.
gua: "Oii, im at Preston Station. Which way should I go?"
temen: "Just go to high street bla bla bla"
gua: "Where is high street?"
temen: "blablabla"
gua: "I don't know man, anyway i'll call you again, peace out"

nggatau pm - nggajelas pm
Jalan kaki ke arah yang tidak ditentukan.
Ada cewe sexy mainstream (berpakaian ala cewe Ostrali normal lainnya) sedang jalan kaki sendiri sambil dengerin musik memakai sebuah mp3 player yang juga mainstream (iPod).



gua: "ekssiusmi, do you know where High Street is?"
cewemainstream: "mm.." *memancarkan aura bingung* "is this.." *ngliat ke
papan jalan* jelas aja papan jalan itu bukan bertuliskan high street,
klo ini high street sih gua juga ngga perlu nanya. "Im sorry I have no
idea.."
, dari aksennya Inggrisnya sih bisa gua tebak dia berasal dari Itali, walau tebakan gua itu 100% hasil nebak tanpa ada bukti-bukti yang kongkrit.
gua: "oh okai, it's alright, i'll just ask that fat guy at the petrol
station"
cewemainstream: *ketawa bentar* *ngomong sesuatu yang ngga jelas karena pada saat itu angin berhembus kencang sehingga pendengaran gua rada terganggu*
gua: "Thank you" *trus nyelonong*

Gua melanjutkan berjalan ke arah bapa2 gendut di pom bensin. Trus gua baru tersadar, eh, ini mah jalan yang biasa dulu gua lewati kalo ikut ortu ke pasar. Gua ga jadi nanya ke bapa2 gendut. Lagian bapa2 gendut tadi ngga sexy, males ah nanyanya juga.
Gua lanjutkan aja berjalan menuju ke arah timur laut (bukan deng, ga tau arah mana, gua waktu itu ga bawa kompas). Akhirnya setelah 240 detik berjalan kaki, nemu juga papan nama jalan bertuliskan:
HIGH ST
Damn right. Gw tanya temen lagi untuk memastikan arah mana yang harus gua ambil. Dan segera gua berjalan menuju gedung resepsi itu. Ternyata masih jauh bangget: 25 menit jalan cepat. Kalau nenek-nenek yang jalan kaki mungkin bisa sampai 4 jam 10 menit (dengan catatan nenek2 itu berjalan 1/10 dari kecepatan jalan cepat orang normal). Lima menit sebelum sampai gedung, temen gua nelepon lagi.


temen: "Yo, are you okay? where are you at?"
gua: "yea im ..(not).. okay dude, (cape ooii!), im closing in."
temen: "alright, blablabla...just after the red light..i'll be outside the building"
gua: "okay..blablabla..will be there in five minutes, cheers mate"
Lima menit kemudian
*salaman* ngobrol bentar diluar ama beberapa temen,

temen: "You fuckin emo"
gue: "what?"

Sebuah pertanyaan yang harusnya ngga gua katakan karena gua udah cukup mendengar perkataan temen gua tadi. "What" adalah sekedar reflek karena gua bingung kenapa dia sampai mengatakan hal laknat seperti itu. Gua tau itu karena baju gua yang dominasi warna hitam, namun itu bukan sebuah alasan untuk menyebut gua emo. Gua emang suka beberapa band yang banyak disukai anak2 emo seperti Panic at the Disco dan My Chemical Romance. Gua memang berpendapat bahwa beberapa cewe emo itu hotnya bukan maen. Gua emang berpendapat bahwa lebih baik menjadi emo daripada menjadi orang standar yang bisanya cuma ngikut2in trend mainstream. Namun menyebut diri gua emo adalah suatu kesalahan fatal yang bisa menyebabkan kematian pada orang yang mengatakannya. Untungnya saat itu gua lagi cape abis jalan jauh, ngga ada mood buat bunuh orang.

Gua ngajak masuk aja.

temen: "it's ugly in there, full of Arabs"

Lol, batin gua. The only bad thing about my school is that the Arabs dominate. Saudis, Lebanese, Egyptian, Iranian, etc. Sejak gua sekolah di sini, rasa hormat gua terhadap orang-orang arab--yang dulu sangat gua hormati karena sebangsa dengan Nabi Muhammad SAW--surut drastis. They are scums.. bukan karena nafsu sex mereka yang gede, tapi karena pikiran mereka yang kolotnya naudzubillah. Angin malam yang dingin menyadarkan gua dari lamunan itu. Gua dan beberapa temen gua yang bukan berasal dari negeri Arab punya slogan:
"They (orang arab) are low. They are the lowest of the low. So low that even
Hell will spit them back out" (Terjemahan tidak langsung: Mereka itu orang2
rendahan. Terendah dari yang paling rendah. Saking rendahnya, neraka pun akan
menolak ditempati mereka).
Teman2 gua yang berasal dari Arab ngga mencoba membantah slogan itu, mungkin karena mereka sadar slogan itu benar-benar benar.

(racist alert: Slogan di atas gua maksudkan buat sebuah ras fiktif di planet namezz yang bernama "Arab", apabila ada kesamaan nama, maka itu 100% bisa dipastikan hanyalah sebuah kebetulan sahaja.)

Gua masuk, dan yang gua lihat adalah Arabian Sea (lautan arab, penulis). Bulu kuduk gua merinding.

Lima menit kemudian (lagi)
Gua masih bingung karena acara malam ini bukan seperti yang gua bayangkan. Gua kira bakal ada botol2 bir, lagu2 dance, dan cewe2 telanjang seperti yang ada di film Not Another Teen Movie. Namun ternyata semuanya serba "biasa": Ada murid2 cowo yang berpakaian jas (kecuali gua), cewe2 yang biasanya disekolah pake kerudung tapi malam itu pada melepas kerudungnya... baru ketauan rambut aslinya!, dan yang paling ngecewain, ada GURU2 dan KEPSEK yang bergantian memberikan pidato di panggung. Jeesh. Temen2 gua menjelaskan bahwa acara promnya akan dimulai dari jam 11, sedangkan sekarang masih acara perpisahan dengan guru katanya. Jam 11 nanti guru2 bakal pada balik. ANJRIT KALAU GITU NGAPAIN TADI GUA BURU2 DATANG.

Lima menit kemudian (lagi2)
Murid2 dipanggil satu-satu dan diberi sebuah kado berukuran 15cm x 15cm x 2cm. Pada saat itu gua menebak2 isi dari kado itu. Pasti mp3 player lagi nih. Fakta bahwa angkatan gua adalah angkatan kedua yang pernah diluluskan oleh sekolah ini (emang sekolah baru sih), membuat mereka (kepsek cs) berusaha sebaik mungkin untuk mengambil hati para murid agar kita (murid) jangan sampai menyebarkan testimony negatif tentang sekolah ini. Mereka butuh reputasi supaya bisa berkembang biak menjadi college yang normal. Namun sayang sungguh sayang, sogokan iPod shuffle 512 MB yang diberikan ke gua pada malam itu ngga bisa membendung kebencian gua terhadap sekolah Arab ini. Apalagi benda yang diberikan adalah iPod, sebuah mp3 player yang terkenal cuma karena faktor keberuntungan aja.

Oya, setiap murid dipanggil dengan awalan "in recognition of being....".

Si Sarah, temen gua orang mesir yang mukanya kaya cleopatra dipanggil dengan "in recognition of being the most beautifulest girl of Year 12 class".

Masih tepuk tangan (lebih tepatnya: tepuk jari) untuk menghormati orang tercantik yang pernah gua liat itu, sang MC melanjutkan lagi:

"This one is for me, Zaenab, in recognition of being the class energizer", *sambil ketawa ngakak di depan mikrofon* cuih. cuih. Energizer apaan, dia malah pernah ngabisin batere energizer di mp3 player gua tanpa membayar ganti rugi. Cuihh.

"Fauzi, in recognition of being the class Einstein"

ANJISSS!!! gua langsung muntah darah ke lantai yang udah berkarpet merah itu. Gw heran mereka ngga pernah mengerti kalau gua ini termasuk kurang pandai di sekolah. Namun karena mereka IQ-nya negatif, maka status gua yang "kurang pandai" ini disalah artikan menjadi "anak paling pinter sekelas". DUH, I miss masa2 sma dimana gua mendapat ranking 10 terkecil.

nggaingetlagi pm - sudahlupakansaja pm
Anyway, singkat cerita (bener singkat kan?), saat pesta dansa sudah dimulai, gua malah terkena 3 radang yang cukup parah:

1. Radang telinga, karena musik2 yang dimainkan adalah tipe musik terburuk yang pernah diciptakan oleh makhluk bernama manusia: RnB pake bahasa arab. Mampus dah gua.
2. Radang tenggorokan, karena banyaknya muntah yang disebabkan oleh melihat dansa2 ngga karuan ala Arab.
3. Maag stadium 4, makanan buat kerja tadi belum sempat dimakan karena buru-buru. Dan makanan di tempat resepsi ini udah abis karena datangnya telat.

Yang jelas, saat itu temen gua mengajak 11 orang dari kita untuk pergi meninggalkan tempat terkutuk itu. Gua langsung memukulkan palu tanda setuju.

Akhirnya gua, temen gua, temen gua 2, temen gua 3..... dan temen gua 10 pergi meninggalkan gedung resepsi yang sudah kena gelombang tsunami dari laut arab itu. Dan kita setuju bahwa tempat yang akan dituju selanjutnya adalah beberapa CLUB, di city.

Sialnya, saat itu hanya terdapat satu mobil yang hanya cukup untuk menampung 5 orang, terpaksa orang-orang yang langsing dan bertubuh normal mengalah kepada orang2 yang badannya dikarunai daging yang banyak. Kita2 yang langsing naik tram (kendaraan umum hybrid antara bus dan kereta), sedangkan sisanya (orang2 yang rada gendut, penulis) naik mobil.

udahnggaingetlagi am - 3.00 am
Masuklah gua ke tempat seumur hidup belum pernah gua kunjungi sebelumnya: club.

Sebelumnya gua sempat berdebat sengit dengan penjaga pintu masuk karena dia meminta ID yang menunjukan bahwa gua udah berumur 18 tahun. Gua kasi aja kartu sekolah, tapi dia menolah, katanya dia cuma menerima driver license atau kartu mahasiswa atau passport. Shit, gua di sini ngga pernah buat driver license. Akhirnya gua kasihin aja sim tempat yang dulu gua buat di Indonesia. Penjaga pintu tetep melarang gua masuk. Ini bisa aja palsu, katanya dalam bahasa Inggris. Busyet, tau darimana dia kalo ini sim tembak, batin gua. Akhirnya gua inget kalau di tas gua masih ada fotocopy berwarna passport gua (passport aslinya ngga bawa karena takut kalau2 di melbourne ada bom dan tas gua beserta isinya hancur berantakan. Kalau gua bawa passport bisa2 passportnya rusak/hancur. Ntar gua dikira imigran gelap lagi!). Singkat kata akhirnya gua dibolehkan masuk dengan nada ngga sudi.

Di dalam club/diskotik/whatever deh (wayahna weh orang cupu)
Tanpa basa basi gua mengikuti teman-teman gua ke jurang neraka, eh maksudnya ke dancefloor. Dan joget membabi buta pun dimulai. Satu-satunya pengalaman gua nge-dance adalah waktu gua masih berumur 5 tahun di desa nenek gua, waktu itu ada acara hajatan yang mengundang penyanyi dangdut lokal. Sampai saat ini gua masih ingat suara yang meniru bang Roma Irama pada waktu itu: "Kenapa semua yang asik-asik, ituuu diharamkaaaan, kenapa semua yang enak-enak, ituuu yang dilaraaaang.... nanananananananananaaaaaaa......... itulah peeerangkap seetaaaan... umpaannyaaaa iyalah bermacam macaaaaaaaaam........ keseeenangaaaan...." tettteeeew (guitar solo menggetarkan panggung hajat).

Namun saat ini, di tempat yang berjarak 4000 mil dari tempat kediaman nenek gua itu, yang terdengar adalah alunan musik tekno yang membenamkan otak sadar dan menggali otak bawah sadar.

Jeb ajeb ajeb ajeb ajeb..........

Gua jadi teringat lagunya Arctic Monkeys - I Bet That I Look Bad on The Dancefloor. Oh adakah lagu itu? gua cuma berhalusinasi kali. Setelah hampir satu jam di situ, gua minggir.

Ini teh gua ngapain yah? Kayak orang ngga waras. Mending waktu joget dangdut mah jogetnya dihayati, ari ini mah ngga ada enak2nya sedikitpun. Aduh. Gua langsung bertanya-tanya akan eksistensi gua di club pada malam itu. Kenapa ini tempat garing banget. Gua berharap dari atap keluar air biar baju2 para cewe seksi di sana pada tembus pandang, namun ngga ada apa-apa, tetep garing. Cuma musik2 tekno dan orang-orang mabok mencoba berlari dari stres. Mungkin saat itu cuma ada 15 orang yang masih waras: Gua, 10 orang temen gua, 2 DJ, 1 bartender, dan satu satpam penjaga pintu. Sisanya zombie semua.

Arrrrghh... Gua berjalan menuju toilet dan melepaskan semua hasrat pengen pipis gua.

Akhir cerita, gua pulang ke rumah jam 3. Sampai rumah jam 4.

Moral of The Story:

1. JANGAN selalu percaya apa yang dikatakan orang lain tanpa melihat dan mengalami dengan mata kepala tangan dan kaki sendiri.

2. Konser KDI jauh lebih berarti daripada diskotik.

4 comments:

  1. wehh ji,,
    kamu pake kaos HI ke diskojebajeb??
    untung moal ketemu aspel XP


    pake shoutbox atuh.

    ReplyDelete
  2. heuheu.. kan sudah dipikirkan matang2 teh.. aspel mah moal ngajeb2:p oh iyah yah shoutbox, thx sarannyyaah!

    ReplyDelete
  3. uZi..ckckckckkk..
    aRa gaK nYaNgKa..

    Whatever.. uDa berhasil ngebuat gw ktawa terpingkal2.. =))

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete